Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Senja Bersamamu

Di sore itu,di sudut taman kota,kita bertemu.Tidak hanya berdua. Kita tengah menunggu yang lainnya.Sebenarnya, kita sudah lama bertemu sebelumnya. Akan tetapi, mengenalmu adalah hal yang baru bagiku. Kita baru saja berkenalan seminggu yang lalu karena satu hal yang memang sudah ditakdirkan. Mau tidak mau,beberapa hari terakhir aku harus menjalin komunikasi denganmu. Tidak ada yang istimewa. Aku bukan orang yang mudah terpesona pada pandangan pertama. Meski Aku mempercayai adanya jatuh cinta pada pandangan pertama,tetapi kali ini aku berani taruhan bahwa aku tak mengalaminya.Bahkan,aku mungkin memang belum pernah mengalaminya. Kita bertemu. Ada yang lain juga. Bukan hanya kita. Kau memulainya dengan salam santunmu. Kau memang pemimpin kelompok ini. Akan tetapi,melihatmu berbicara di dalam forum seperti ini adalah hal kedua yang baru bagiku. Begitu mudah kau membawa suasana menjadi hikmat . Lihat,semua mata tertuju padamu. Sesekali mereka tersenyum penuh harapan oleh kata-katamu. Begit...

Hampir terlewatkan

Pukul 15.20 WIB Hari mulai gelap.Mentari mulai bergerak menenggelamkan diri di ufuk barat. Kurasa mendung sore ini menambah kelam wajah hari yang sebentar lagi memang akan berganti.Akan tetapi,kelas kami baru saja akan dimulai. " Kelas apa yang dimulai sesore ini? "Begitu gerutuku. Ketika yang lain sudah pulang sementara kami baru saja akan memulai.Ruang kelasnya tak jauh dari rumahku.Tapi,aku meminta ibu untuk tetap mengantarkanku dengan sepeda ontelnya biar terlihat mesra. Aku sendiri bertanya-tanya,sejak kapan ibu memiliki sepeda ontel. Seingatku beliau memang memiliki sepeda,tetapi bukan ontel. Itupun sudah kalah oleh zaman dan hanya bertahan hingga aku duduk di sekolah dasar saja. Sudahlah,apa peduliku. Aku sudah terlalu rindu padanya. Tak akan kuusik ia hanya dengan pertanyaan yang tidak terlalu penting itu. Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengannya. Apalagi akhir-akhir ini tugas-tugas yang menumpuk membuatku seakan lupa padanya. Ibu dengan susah payah...

Anaa Uhibbukum Fillah :)

Di kala senja mulai menyapa,sayup-sayup kudengar rindu menggema menggoda jiwa. Entah mengapa,kerinduan ini semakin tak tertahankan. Akhir-akhir ini,kurasakan,aku mulai berlebihan. Aku rindu.Ya,aku rindu. Terlebih ketika aku tersadar sudah 7 bulan kita bersama. Akankah semuanya akan sirna begitu saja? Di suatu tempat yang indah,26 Maret 2015 12.26 WIB " Monggo sdh ditunggu,yang mau makan siang,makan dulu,kalau bisa sebelum jam 1 kita mulai :) " 12.41 WIB " Sudah siap syuro? " Siang itu,ditengah keramaian lalu lalang jamaah shalat zuhur yang akan menunaikan kewajibannya,cerita itu dimulai.Baru saja akan dimulai lebih tepatnya.Keramaian menjadi saksi.Hijab menjadi pembatas diri.Bismillah,cerita itu mulai dirangkai. Hanya beberapa yang hadir.Agaknya agenda kuliah yang beriringan menghambat kehadiran teman-teman yang lain. ------------------------------------------------ Keputusan telah diambil.Pada akhirnya,14.49 WIB terbentuklah panitia sembilan. Kami m...

Bila Kurindu

Bagaimana aku menuliskan rindu, bilamana menuliskan namamu saja bergetar rasa di hatiku? Bagaimana aku melafadzkan rindu, apabila menyebut namamu dalam doaku saja, terisak tangis di kalbuku? Bagaimana aku bercerita tentangmu pada Rabbku, sedang mengingatmu, bulir-bulir cinta mulai mengalir syahdu? Bagaimana aku menyatakan rindu, jika mendengar derap langkahmu saja, bergemuruh jiwaku? Bagaimana aku melisankan rindu, bila aku bukan pujangga yang bisa merangkai kata indah untukmu? Bagaimana mungkin aku berharap rindu, menjadi harapmu saja, aku tak mampu? Bagaimana aku menyimpan rindu dalam diam, bilamana aku selalu berharap perjumpaan denganmu? Bagaimana aku mengungkapkannya, bila mendengar suaramu saja, bibir ini bungkam seketika? Aku ingin kau disini Aku ingin kau jemput rinduku Aku ingin kau peluk erat rinduku Aku ingin kau hiasi rindu ini dengan kasihmu Aku ingin kau tuntun rindu ini ke surga-Nya. (Yogyakarta, 2015)