Langsung ke konten utama

Hampir terlewatkan

Pukul 15.20 WIB
Hari mulai gelap.Mentari mulai bergerak menenggelamkan diri di ufuk barat. Kurasa mendung sore ini menambah kelam wajah hari yang sebentar lagi memang akan berganti.Akan tetapi,kelas kami baru saja akan dimulai.
"Kelas apa yang dimulai sesore ini?"Begitu gerutuku.
Ketika yang lain sudah pulang sementara kami baru saja akan memulai.Ruang kelasnya tak jauh dari rumahku.Tapi,aku meminta ibu untuk tetap mengantarkanku dengan sepeda ontelnya biar terlihat mesra. Aku sendiri bertanya-tanya,sejak kapan ibu memiliki sepeda ontel. Seingatku beliau memang memiliki sepeda,tetapi bukan ontel. Itupun sudah kalah oleh zaman dan hanya bertahan hingga aku duduk di sekolah dasar saja. Sudahlah,apa peduliku. Aku sudah terlalu rindu padanya. Tak akan kuusik ia hanya dengan pertanyaan yang tidak terlalu penting itu. Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengannya. Apalagi akhir-akhir ini tugas-tugas yang menumpuk membuatku seakan lupa padanya.
Ibu dengan susah payah mengayuh sepeda ontelnya.Pertambahan umurku juga telah membuat bertambahnya berat badanku.Haha.Aku hanya tersenyum riang sembari memeluk pinggang ibu.Ibu memasuki lingkungan sekolah.Tentunya karena sudah tidak ramai,kendaraan apapun boleh berlalu lalang selama tidak menimbulkan kebisingan.Ibu melewati ruang kelasku dan mengantarkanku untuk makan terlebih dahulu di kantin yang tak jauh dari ruang kelasku.Ah,disana ternyata sudah ada dosen yang akan masuk kelasku sore ini.Akan tetapi,dia tak melihatku.Aku mempercepat makanku dan ibu menunggu di luar kantin. Pertanyaan kedua : mengapa ada dosen di sekolah dasarku ?hmmm.

5 menit berlalu.Jangan pikirkan sedekat apa rumahku dari sekolah.Sangat dekat,kawan.
Tiba-tiba,ibu menjerit di luar.
Aku terburu-buru menghampirinya.
"Ada apa ibu?"
"Tadi ibu melihat jejak langkah bayangan hitam melangkah dari sini dan tiba-tiba jejak langkahnya hilang begitu saja."Cerita ibu membuatku bergidik ngeri.
Akan tetapi,waktu yang tertinggal 2 menit sebelum dosenku masuk kelas membuatku lebih ngeri setengah mati.Aku takkan bisa masuk lagi walau terlambat 0,0000 sekian detik pun kawan.Akhirnya,kutinggal ibu dengan kebingungan dan ketakutannya meski ada rasa bersalah dalam diriku.

Selamat.Aku berhasil mendahului dosen masuk yang hanya terpaut jarak beberapa meter di belakangku. Seperti biasa,teman-teman yang sudah di dalam kelas akan bertepuk tangan riuh ketika ada yang berhasil masuk di menit-menit terakhir,lebih riuh lagi di detik-detik terakhir. Seakan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka,bagiku juga jika aku telah lebih dahulu masuk.wkwk
Kami memulai kelas tepat pada 15.30 WIB. Tidak pernah terlambat sedikit pun. Diawali dengan doa. Entah mengapa sore itu begitu syahdu. Pertanyaan ketiga : Kelas yang tiba-tiba dimulai dengan doa?
Aku ingat betul doa yang kupanjatkan sore itu. "Rabbi zidna 'ilma,warzuqna fahma.".Begitu khusyuk.
Seperti biasa,dosen yang satu ini selalu mengajak diskusi di awal kuliahnya.Tapi,bayanganku tentang ibu masih saja mengganggu pikiranku.Aku mencoba enjoy tapi tetap tidak bisa konsentrasi penuh.Kuikuti kelas itu seadanya diriku dimana pikiran melayang-layang entah kemana. Semoga ibu baik-baik saja.

Selang beberapa waktu,tiba-tiba....
"Woyyyy!!Pengecut!!"
Sekumpulan manusia asing yang tak pernah kutemui sebelumnya telah menunggu diluar. Kami bergegas melihatnya dari kaca jendela.Anehnya,meski mereka sedang marah,hampir semua anak disana menangis.Dan lebih aneh lagi,ada adik lelakiku tepat di depanku.Pertanyaan keempat dan kelimaku. Aku segera menariknya ke belakang. Memeluknya dan menghapus air matanya. Hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya karena kami tak pernah akur. Akan tetapi,nuraniku sebagai seorang kakak membuatku luluh saat melihat dia menangis. Aku rasa karena ketakutan. Aku hanya berusaha menenangkannya meski aku tidak tahu masalah apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba,sekelompok anak-anak tadi menyuruh satu anak yang kuduga adalah korban pembullyan mereka untuk melemparkan tasnya.Sontak dia langsung melemparkan tasnya.Teman-temanku pun malah ikut melemparkan tas mereka.

"Ada apa ini?" Pikirku.
Aku hanya berpikir,mungkin ini yang dinamakan solidaritas teknik. Entah bagaimana caranya,emosi anak-anak yang marah tadi menjadi redam seketika.Dia menjadi segan karena kekompakan kami.
"Kami?Siapa anak ini?" Pertanyan demi pertanyaan terus menderaku

Sebelum semua itu terjawab,dosenku sudah memerintahkan kami untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Dia membaca raut bingung di wajahku. Saat itu,dia kembali memerintahkan kami untuk berdiskusi.
"Ada apa denganmu?"Tanyanya padaku.
"......." 
Aku hanya diam.Aku kembali memikirkan kasus ibu tadi.
"Ceritakan kalau kau sudah siap untuk bercerita."Katanya sembari berlalu dari hadapku.
Aku langsung mengambil hp-ku.Niatku untuk menuliskan kebingunganku tentang yang dialami ibu tadi.Baru beberapa kaliamat...
"Apa yang kau lakukan?" Cegat dosenku.
"Aku sedang...eng ee...e.." Aku terbata tak bisa menjawab.
"Sini hp-mu biar kulihat apa yang sedang kau kerjakan."
Dosenku mengambil paksa hp-ku dan kukira dia akan membaca apa yang ingin kusampaikan padanya.Ternayata tidak.Dia malah melempar hp-ku di atas meja.
"Aku tidak menyuruhmu berdiskusi tentang ini.Sekarang
 juga,kau keluar dari kelas ini!!"
Dosenku marah.
Aku terkejut. Mataku berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya seorang dosen marah kepadaku. Aku mulai menangis. Tapi,aku bingung. Bukannya tadi dia yang memintaku untuk bercerita. Mengapa dia malah marah ketika aku mencoba bercerita dengan caraku.
Aku berdiri dari tempat dudukku.Mataku benar-benar sudah basah. Keputusan telah dibuat. Aku tak bisa menolak. Aku mengambil hp-ku dan......

Aku terbangun dari mimpi yang membingungkan.
12.37 WIB. Astaghfirullah,ternyata aku belum shalat zuhur.
Lega hatiku karena hanya mimpi. Akan tetapi,rinduku bukanlah semata sebuah mimpi. Itu nyata. Aku memang merindukan mereka :)

NB:Dosen yang selalu tepat waktu.you know what i mean.
 
(Yogyakarta,28 September 13.00 WIB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ya Allah, Jika Aku Jatuh cinta...

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu Ya Allah, jika aku jatuh hati,izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu. Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu. Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu. Ya Allah, jika aku rindu,jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu. Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu. Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu. Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasi...

Kembali?

Sudah lama tidak mampir kemari. Tahun-tahun belakangan sempat gonta-ganti platform menulis, lalu tiba-tiba rindu kembali ke sini untuk memilih berkawan dengan asing dan hening. Barangkali, di usia yang sudah tidak lagi muda, kita hanya ingin kedamaian. Tidak berarti memutuskan hubungan dengan semua orang, tetapi hanya mengurangi intensitasnya dan menyisakan mereka yang penting saja. Selebihnya? Hanya orang-orang yang akan tercatat sebagai kenangan, lalu perlahan dilupakan.  Barangkali, semakin dewasa kita semakin menyadari bahwa tidak ada yang bertahan selamanya. Adakalanya, kita tidak lagi menempatkan ekspektasi yang tinggi pada sebuah hubungan antarmanusia.  Sederhananya, yang ingin tinggal 'kan kugenggam, yang ingin pergi takkan kutahan. Pada akhirnya, kita hanya akan mempertahankan apa-apa yang memberikan kedamaian, bukan sebaliknya. Maka, semoga kita selalu menemukan apa-apa yang membuat kita damai dalam kebahagiaan, terlebih dalam limpahan cinta-Nya. Juga selalu menemuka...

Kabar Baik

Aku pernah mendengar satu kalimat nasihat yang bilang begini: "Kamu cuma butuh satu kabar baik yang dinanti dari Allah untuk menghapus banyak kepedihan dalam hidup." Sesederhana kamu butuh cahaya matahari usai hujan lebat berhari-hari yang membuat cucianmu tak kering-kering itu. Kamu hanya butuh satu keajaiban untuk berucap syukur tak henti-henti atas segala ketetapan takdir yang dijalani. Pada akhirnya, aku selalu percaya bahwa setiap ketetapan-Nya adalah yang terbaik. Selalu mengantarkanku ke titik yang lebih baik meski harus tertatih dan terpatah jalan yang harus kulalui. Ya Allah, jika aku harus menemui banyak kehilangan lagi, tak apa, asal jangan Engkau yang hilang dari hatiku. Sore yang dingin, 18122024