Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Tak Ada Habisnya Kumerindu

"Semoga dunia yang semakin menggoda dengan gemerlapnya tetap menjadikan persahabatan itu hangat dalam balutan kesederhaan." Di suatu pagi yang cerah, lima sekawan itu tampak sedang menikmati makanan mereka. Aku salah satu diantaranya. Kami makan sambil bercakap-cakap ria. Sungguh kebiasaan yang tidak patut untuk dilakukan. Aku hanya sesekali nimbrung dan memilih lebih fokus menikmati makananku. Alhasil, kau tahu sendiri, makananku beberapa menit habis duluan dibandingkan mereka. Tak bersisa karena memang aku diajarkan untuk tidak menyisakan makanan. Teringat tentang sebuah pesan sang ustadz “Jangan pernah menyisakan makanan barang sedikitpun karena kamu tidak pernah tahu keberkahan makananmu ada pada butir nasi yang mana.” Tuntas. Haha.  Di sela-sela percakapan, aku ikut menyimak takzim pada apa yang mereka tengah bicarakan. “Hei, di sini ada diskon ini. ” Seru salah satu dari temanku, Rika. Mereka menyebutkan nama salah satu mall yang ada di sini (Yogyak...

Biarkan Takdir Bicara

“Uhh. Tega sekali gadis itu merampas tidur siangku dengan paksa. Padahal baru saja aku bermimpi hampir bertemu dia.” Gerutu Icha kesal. Sari sudah berdiri di depan pintu kamarnya beberapa detik yang lalu. Dia mengetuk pintu kamar Icha. Seperti tergesa-gesa. Membuat Icha terkejut dan terpaksa membuka kedua matanya. Dengan sempoyongan diraihnya gagang pintu yang hanya berjarak dua meter dari tempat tidurnya di kamar yang hanya berukuran 3 m x 3m itu. “Aduh, maafkan aku membangunkanmu.” Sari terlihat merasa bersalah. “Ah, iya, tidak apa-apa. Sudah seharusnya aku bangun kok.” Icha berusaha tersenyum dengan wajah yang tidak karuan. Benar sekali. Sudah seharusnya Icha bangun. Lagipula, azan ashar sudah lewat setengah jam yang lalu. Kalau Sari tidak membangunkannya, bisa-bisa asharnya di ujung waktu. Dan juga, Icha harus ke kampus jam empat sore ini. “Eh, iya. Aku masih ingin pinjam bukumu yang kemarin. Ada yang harus ku foto.” Sari membuyarkan lamunannya ...

Pesonamu yang Tak Terlupakan

Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Entah mengapa tiba-tiba saja terbesit di pikiranku keinginan menulis tentang Jakarta. Entah karena rindu atau sekedar sebuah pikiran yang melintas begitu saja.  Jakarta. Aku yang mulanya hanya mengenal kota ini dari media elektronik yang kerap sekali memberitakan keruwetan dan kekisruhan yang hadir di dalamnya yang aku sendiri belum terlalu paham saat itu, diizinkan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kota ini pada Agustus 2007 lalu  ketika aku baru saja menduduki kelas 6 SD. Ah, sudah lama sekali. Aku belum sepenuhnya mengerti tentang kota ini saat itu. Saat itu yang terlintas di pikiranku yang masih begitu lugu adalah hanya orang-orang hebat yang akan diberikan kesempatan untuk menginjakkan kakinya di tanah ini karena semua pejabat tertinggi negara ada di kota ini, begitu pikirku.  Aku hanya seorang gadis kecil dari desa yang baru akan mencapai gerbang yang biasa disebut masyarakat awam sebagai remaja. ...

Ya Allah, Jika Aku Jatuh cinta...

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu Ya Allah, jika aku jatuh hati,izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu. Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu. Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu. Ya Allah, jika aku rindu,jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu. Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu. Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu. Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasi...

Rindu (5)

Foto oleh Nesty Alisa "Ketika rindu mendera sedalam-dalamnya, tak ada obat yang paling mujarab baginya, kecuali pertemuan." Tak ada yang lebih memilukan dari kerinduan yang tanpa arah. Kau tidak tahu keberadaannya. Kau tidak pernah tahu kabar beritanya.  Akan tetapi, tak ada yang lebih romantis dari pertemuan tanpa rencana yang kau kenal itu sebagai takdir. Ketika rindu mendera sedalam-dalamnya, tak ada obat yang paling mujarab baginya, kecuali pertemuan. Apalagi, disaat kau sedang rindu-rindunya, dia hadir tiba-tiba membawa senyum keindahan yang mempesona. Sempurna sudah rindu yang kini telah terbayarkan oleh perjumpaan, meski sesaat. Sempurna pulalah sang perindu menganggap semua itu memang takdir yang indah antar dia dan dirinya untuk berjumpa. Kau yang saat ini terus mengganguku. Entah mengapa, hal itu terus saja mengusik kesendirian yang senantiasa kupertahankan. Aku adalah orang yang cinta pada kesunyian. Akan tetapi, bersamamu menjadikanku larut dal...