Semilir angin berhembus ayunkan dahan dan rerumputan berirama memecah sunyi dalam kegelapan menyusup diantara bilah-bilah bambu hingga menusuk hati-hati yang pilu Cahaya temaram rembulan berpendar menyelimuti wajah itu kemelut rindu merampas cahaya di wajahmu sendu berselimutkan kelabu memaksa takdir segera menghentikan waktu agar bertemu wahai jiwa yang tengah merindu, sadarilah, aku selalu bersamamu menikmati setiap bisikan lirih saat kau sebut namaku dalam doamu aku selalu disampingmu menggenggam jemarimu lewat kidung doaku Aku ada di hatimu tengah menunggu pertemuan saat kita dipersatukan wahai jiwa perindu mengapa engkau masih saja bermuram durja Kata-katamu seakan tertahan tanpa asa tidakkah kau percaya janji Tuhan itu nyata kita akan bertemu dalam cintaNya,jika kau percaya.. (Ditulis untukku dan jiwa-jiwa yang tengah merindu)
Apa yang kamu tulis adalah tentang apa yang kamu rasakan, yang kamu alami, dan kamu ciptakan sendiri. Semua tentang kenangan yang terukir dalam setumpuk kata dan rasa. Meski itu tak berharga bagimu, tetapi begitu berarti bagiku. Inilah aku dan berupa-rupa kisahku. "Sampai di bilangan mana Aku boleh berhenti menghitung hari demi hari menantimu disini dalam derap rasa rindu sekaligus haru." (Nesty Alisa)