Langsung ke konten utama

Lia dan Alisya : Aku Ingin Menulis


“Kamu ingin terkenal, ya?” Lia menyikut lenganku.
“Terkenal seperti penulis-penulis itu. Iya, kan?” kali ini dia tersenyum nyengir. Penuh selidik.
Aku menelan ludah.
 “ Siapa pula yang ingin terkenal.” Gerutuku dalam hati.
“Aku tidak suka menjadi terkenal.” Jawabku sekenanya.
“Mana mungkin. Semua orang ingin menjadi populer, Sya.” Kali ini Lia mengerutkan dahinya. Menatap serius ke arahku.
“Terlalu banyak perhatian orang-orang nantinya. Terlepas itu baik ataupun buruk. Aku tidak suka. Huh.” Aku mulai kesal.
Lia menatap semakin tidak mengerti dengan sahabatnya kali ini.
“Lalu, tulisan-tulisan ini buat apa, Sya? Sebanyak ini.” Lia menatapku bingung.
“Ya, aku hanya ingin menulis. Menceritakan apa saja yang ingin aku ceritakan. Tanpa pernah memikirkan tulisanku akan jadi apa nantinya. Dan aku berharap....” kata-kataku terhenti seketika. Wajahku mungkin sedang memerah jika saja Lia menyadarinya.
“Berharap apa?” Lia kembali menyikut lenganku.
Kali ini aku bahkan tidak menyadari lagi lenganku yang disikut Lia.
“Berharap dia membaca tulisanku, Li. Isi hatiku.” Ucapku dalam hati.
Lihatlah, siapa yang baru saja lewat. "Dia". Beruntung Lia tidak menyadarinya. 

 -o0o-

Ya, aku hanya ingin menulis, Lia. Aku suka. Itu saja. Tanpa pernah berharap aku akan menjadi terkenal karena itu atau tidak. Tetapi, aku tidak pernah menginginkannya sekalipun. Aku hanya menulis karena terkadang hanya dengan tulisan aku bisa dengan jujur mengungkapkan isi hatiku. Apa yang tersembunyi dan tak mampu untuk kuceritakan. Adakalanya aku menulis karena aku sedang jatuh cinta. Ya, aku jatuh cinta, Lia. Jatuh cinta pada masalahku, amarahku, kegelisahanku, sehingga aku mau merepotkan diriku untuk membingkainya dalam aksara. Atau bisa jadi aku sungguh-sungguh jatuh cinta dalam arti yang sebenarnya. Tidak ada yang tahu, kan? Hehe.
Aku ingin membingkai kenangan yang suatu saat bisa kubaca kapan saja. Aku ingin merekam segala jejak perasaan agar suatu waktu aku bisa memutarnya kembali, entah untuk kusesali ataupun kusyukuri pada akhirnya.
Hanya aku yang mengetahui makna dari tulisan itu sepenuhnya, Lia. Aku ingin membacanya kembali. Tersenyum dan tertawa bersamanya.  Terkadang pula aku mengada-ngada sesuatu yang tiada, menciptakan angan-angan dalam tulisan dan mengharapkannya menjadi kenyataan. Seperti mengada-ada seseorang yang tetap menjadi pembaca setiamu. Diam-diam. Setidaknya, saat aku memang sedang menyimpan suatu hal, aku pernah menceritakannya, meski tidak langsung kepadamu atau kepadanya, Lia. Sampai pada kenyataan bahwa aku terlambat untuk mengungkapkan. Tulisan-tulisan ini memang punya alamat dan tujuan. Tapi, terkadang aku sendiri tidak yakin tulisan-tulisan ini sebenarnya buat (si)apa. Yang pasti adalah untuk diriku, Lia.

-o0o- 

 

Komentar

  1. "why do you write, dy?"
    "because sometimes it feels like I wanna die and all I need is just to write, no matter you say how bad it is."
    ~dy

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeah, i agree because if you're writing, there is a feel that you transfer become a writing. and after that, we'll feel everything gonna be okay :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ya Allah, Jika Aku Jatuh cinta...

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu Ya Allah, jika aku jatuh hati,izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu. Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu. Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu. Ya Allah, jika aku rindu,jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu. Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu. Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu. Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasi...

Kembali?

Sudah lama tidak mampir kemari. Tahun-tahun belakangan sempat gonta-ganti platform menulis, lalu tiba-tiba rindu kembali ke sini untuk memilih berkawan dengan asing dan hening. Barangkali, di usia yang sudah tidak lagi muda, kita hanya ingin kedamaian. Tidak berarti memutuskan hubungan dengan semua orang, tetapi hanya mengurangi intensitasnya dan menyisakan mereka yang penting saja. Selebihnya? Hanya orang-orang yang akan tercatat sebagai kenangan, lalu perlahan dilupakan.  Barangkali, semakin dewasa kita semakin menyadari bahwa tidak ada yang bertahan selamanya. Adakalanya, kita tidak lagi menempatkan ekspektasi yang tinggi pada sebuah hubungan antarmanusia.  Sederhananya, yang ingin tinggal 'kan kugenggam, yang ingin pergi takkan kutahan. Pada akhirnya, kita hanya akan mempertahankan apa-apa yang memberikan kedamaian, bukan sebaliknya. Maka, semoga kita selalu menemukan apa-apa yang membuat kita damai dalam kebahagiaan, terlebih dalam limpahan cinta-Nya. Juga selalu menemuka...

Kabar Baik

Aku pernah mendengar satu kalimat nasihat yang bilang begini: "Kamu cuma butuh satu kabar baik yang dinanti dari Allah untuk menghapus banyak kepedihan dalam hidup." Sesederhana kamu butuh cahaya matahari usai hujan lebat berhari-hari yang membuat cucianmu tak kering-kering itu. Kamu hanya butuh satu keajaiban untuk berucap syukur tak henti-henti atas segala ketetapan takdir yang dijalani. Pada akhirnya, aku selalu percaya bahwa setiap ketetapan-Nya adalah yang terbaik. Selalu mengantarkanku ke titik yang lebih baik meski harus tertatih dan terpatah jalan yang harus kulalui. Ya Allah, jika aku harus menemui banyak kehilangan lagi, tak apa, asal jangan Engkau yang hilang dari hatiku. Sore yang dingin, 18122024