Di ruang ujian.
"Wah,udah pada ngumpulin. Masih sisa waktu banyak." Seru salah seorang temanku,sebut saja Arya (bukan nama sebenarnya), yang duduk di sebelahku.
Aku hanya diam saja mendengar celotehnya sembari menggoreskan pensilku di lembar kertas buram. Menggambar,meski tidak bagus dan cenderung acak-acakan. Tiba-tiba Arya mendongakkan kepalanya ke kertas yang sedang kugambari.
"Mending kamu nulis aja deh."
"Males. Eh,tapi itu ide yang bagus. Mumpung lagi hujan nih. "
Alhasil,mengalirlah guratan-guratan yang tidak jelas itu. Ya, Arya adalah salah satu teman yang biasa membaca tulisan-tulisan random yang kutulis di halaman belakang buku kuliahku.
"Udah selesai nih."
"Mana? Sini aku mau baca."
"Nah."
Beberapa saat kemudian.
"Dasar baperan"
"Lha,suka-suka lah -_-"
Dan kami pun keluar ruangan meski waktu masih tinggal beberapa menit lagi.
----------------------------------------------
Seperti hujan sore kemarin, hujan hari ini pun masih sama. Masih sama dinginnya yang menusuk tulang. Masih sama bau khasnya. Masih sama keromantisan dan kesunyian yang hadir bersamanya. Tetes-tetes itu mengalir menghujam bumi,membasahi seluruh mimpiku hingga mengalir bersama harapan. Tetes-tetes itu jatuh membasahi pipi hingga aku tidak menyadari lagi apakah aku tengah menangis atau sekedar bulir hujan.
Masih sama. Meski aku selalu jatuh cinta karena hujan. Meski dia mengingatkan kembali kenangan yang pernah tersimpan. Meski dia memghapus jejak-jejak masa silam. Meski dia meneguhkan keraguan yang sempat kupendam. Tapi,hadirmu membuatnya berbeda. Kau menghangatkan di tengah bungkusan dingin yang menusuk tulang. Kau mengalir hingga ke pori-pori bahkan menikam hatiku secara perlahan. Akankah rasamu padaku masih sama?
Seperti hujan sore kemarin. Kau kembali membuatku tertawan dalam diam. Akankah kau masih sama, diam tanpa rasa?
-------------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar