Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Cerpen: Purnama Ketujuh

Bulan pernama yang indah menggantung di angkasa. Sejuta bintang bertaburan menghias langit. Suara debur ombak menghantam cadas di bawah sana terdengar berirama. Angin malam perlahan menyusup menyisakan kesunyian. Kami belum angkat suara sama sekali. Alisya masih tengah membujuk hatinya agar bisa berdamai setidaknya hingga pertemuan malam itu selesai. Disekanya pelipisnya yang tidak berkeringat itu. Jemarinya sedikit gemetar memainkan sendok garpu. Dia gugup dan tidak tahu harus mulai bicara apa. Di seberang meja, aku menatap ke lautan yang kosong sejauh mata memandang. Sesekali tampak kerlap-kerlip lampu kapal atau entahlah itu dari kejauhan. Aku menghela napas perlahan. “Maafkan aku Alisya.” Ucapku sambil tertunduk. Berusaha memutus suasana canggung sepuluh menit terakhir.  Alisya mengangkat kepalanya. Aku menatap wajahnya lamat-lamat. Suasana hening kembali. “Tidak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah berlalu.” Hening lagi.  “Apa...