“Kamu ingin terkenal, ya?” Lia menyikut lenganku. “Terkenal seperti penulis-penulis itu. Iya, kan?” kali ini dia tersenyum nyengir. Penuh selidik. Aku menelan ludah. “ Siapa pula yang ingin terkenal.” Gerutuku dalam hati. “Aku tidak suka menjadi terkenal.” Jawabku sekenanya. “Mana mungkin. Semua orang ingin menjadi populer, Sya.” Kali ini Lia mengerutkan dahinya. Menatap serius ke arahku. “Terlalu banyak perhatian orang-orang nantinya. Terlepas itu baik ataupun buruk. Aku tidak suka. Huh. ” Aku mulai kesal. Lia menatap semakin tidak mengerti dengan sahabatnya kali ini. “Lalu, tulisan-tulisan ini buat apa, Sya? Sebanyak ini.” Lia menatapku bingung. “Ya, aku hanya ingin menulis. Menceritakan apa saja yang ingin aku ceritakan. Tanpa pernah memikirkan tulisanku akan jadi apa nantinya. Dan aku berharap....” kata-kataku terhenti seketika. Wajahku mungkin sedang memerah jika saja Lia menyadarinya. “Berharap apa?” Lia kembali menyikut lenganku. Kali ini aku bahkan ti...
Apa yang kamu tulis adalah tentang apa yang kamu rasakan, yang kamu alami, dan kamu ciptakan sendiri. Semua tentang kenangan yang terukir dalam setumpuk kata dan rasa. Meski itu tak berharga bagimu, tetapi begitu berarti bagiku. Inilah aku dan berupa-rupa kisahku. "Sampai di bilangan mana Aku boleh berhenti menghitung hari demi hari menantimu disini dalam derap rasa rindu sekaligus haru." (Nesty Alisa)